Mengenal Pulau Geser di Seram Timur Maluku
Bagi beberapa orang pulau ini sudah tidak asing lagi karena sejak jaman dahulu sudah menjadi salah satu jantung perdagangan di Maluku. Meskipun demikian, belum banyak orang yang tahu lebih dalam tentang Pulau yang menyimpan begitu banyak keunikan dan sumber daya alam ini.
Secara administratif Pulau Geser berada di Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Geser memiliki dua suku budaya yang begitu terkenal yakni suku Esiriun dan Siritaun. Kedua suku ini selama tujuh abad selalu hidup berdampingan meski keduanya memiliki wilayah kekuasaan masing-masing. Suku Esiriun sepanjang sejarahnya di pulau Geser menguasai wilayah daratan, termasuk mahir bercocok tanam, berdagang dan hampir memiliki warisan rempah-rempah seperti cengkeh di wilayah Seram Bagian Timur Kecamatan Geser. Suku Esiriun memiliki bahasa asli yang disebut Pakunu.
Lain halnya dengan suku Siritaun, mereka lebih menguasai lautan, mahir menelayan, melestarikan terumbu karang, bahkan menjaga satwa bawa laut Geser. Suku ini juga memiliki bahasa yang sama yaitu Pakunu, namun berbeda dalam baju adat dan lambang kekuasaan. Siritaun dikenal dengan ikan khasnya yaitu Kubutangi. Ikan ini, dipercaya tidak berada diwilayah lain kecuali di perarian Geser dan menjadi santapan utama mereka. Meski begitu, dengan bekal hidup berdampingan selama tujuh abad itu, suku Esiriun dan suku Siritaun sudah saling mengenal, bahkan tak enggan berbagi dalam hal positif.
Beberapa hal yang sayang untuk anda lewatkan, diantaranya sensasi wisata Pulau Karang. Wisata pulau karang ini berada satu kilo meter di bagian luar arah barat pulau Geser. Bagi warga Geser pulau karang lebih dikenal dengan sebutan “Bas Buru”. Pulau karang itu dikelilingi terumbu karang putih yang mencuat dari dalam birunya lautan Geser. Ya, memang unik sebab pulau karang itu dibungkus birunya lautan lepas. Meski begitu banyak warga setempat yang senang bertamasya di sana sekedar mencicipi ikan bakar ala kadarnya, memancing, dan menikmati indahnya karang-karang putih yang nampak bagai gunung dalam lautan.
Selain itu, Geser memiliki pulau naga. Ya pulau yang persis berbentuk naga. Bila dilihat lebih dekat pulau ini jelas terlihat empat buah taring setinggi 1 meter. Ke empat taring itu tepat di mulut naga. Di pulau ini sering menjadi tempat memancing yang strategis sebab ada banyak jenis ikan disitu.
Untuk masalah tempat tinggal, di pulau ini sudah ada penginapan. Meski begitu, bisanya setiap wisatawan juga diajak tinggal di rumah warga. Tidak perlu membayar, semua disediakan gratis. Hanya saja para wisatawan sering ikut belanja bahan makanan sebagai rasa terimakasih. Setiap wisatawan sudah disediakan kamar khusus meskipun dengan jamuan seadanya. Setidaknya itulah kebiasaan unik warga Pulau Geser.
Dari segi pendidikan, di Geser terbilang kumplit sebab sudah tersedia lembaga pendidikan mulai dariplay group hingga sekolah tinggi. Meski sarana dan prasarana pendidikan belum semodern di tempat lain, namun proses pembelajaran tetap berlangsung. Tentu saja, siswa yang datang pun dari berbagai wilayah sekitar Geser, menyeberangi lautan biru demi bersekolah. Warga Geser terbilang sangat antusias , sebab rata-rata warga Geser di usia 40-50 adalah tamatan SLTP dan SLTA, sedangkan generasi 1980-an sudah banyak yang menamatkan pendidikan di sekolah tinggi. Jadi, saat teman-teman berkunjung ke Geser, teman-teman akan menikmati ragam budaya, tempat wisata, dan takkan merasa canggung dalam berkomunikasi. Sebab seperti semua orang Maluku, Masyarakat Geser sudah fasih berbahasa Indonesia dengan baik.
Untuk sampai di Geser anda bisa menumpang armada transportasi laut.
Segera ajak teman atau saudara anda untuk berkunjung ke Pulau Geser dan temukan sensasi berwisata yang mungkin belum pernah anda rasakan.
Bagi beberapa orang pulau ini sudah tidak asing lagi karena sejak jaman dahulu sudah menjadi salah satu jantung perdagangan di Maluku. Meskipun demikian, belum banyak orang yang tahu lebih dalam tentang Pulau yang menyimpan begitu banyak keunikan dan sumber daya alam ini.
Secara administratif Pulau Geser berada di Kabupaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku.
Geser memiliki dua suku budaya yang begitu terkenal yakni suku Esiriun dan Siritaun. Kedua suku ini selama tujuh abad selalu hidup berdampingan meski keduanya memiliki wilayah kekuasaan masing-masing. Suku Esiriun sepanjang sejarahnya di pulau Geser menguasai wilayah daratan, termasuk mahir bercocok tanam, berdagang dan hampir memiliki warisan rempah-rempah seperti cengkeh di wilayah Seram Bagian Timur Kecamatan Geser. Suku Esiriun memiliki bahasa asli yang disebut Pakunu.
Lain halnya dengan suku Siritaun, mereka lebih menguasai lautan, mahir menelayan, melestarikan terumbu karang, bahkan menjaga satwa bawa laut Geser. Suku ini juga memiliki bahasa yang sama yaitu Pakunu, namun berbeda dalam baju adat dan lambang kekuasaan. Siritaun dikenal dengan ikan khasnya yaitu Kubutangi. Ikan ini, dipercaya tidak berada diwilayah lain kecuali di perarian Geser dan menjadi santapan utama mereka. Meski begitu, dengan bekal hidup berdampingan selama tujuh abad itu, suku Esiriun dan suku Siritaun sudah saling mengenal, bahkan tak enggan berbagi dalam hal positif.
Beberapa hal yang sayang untuk anda lewatkan, diantaranya sensasi wisata Pulau Karang. Wisata pulau karang ini berada satu kilo meter di bagian luar arah barat pulau Geser. Bagi warga Geser pulau karang lebih dikenal dengan sebutan “Bas Buru”. Pulau karang itu dikelilingi terumbu karang putih yang mencuat dari dalam birunya lautan Geser. Ya, memang unik sebab pulau karang itu dibungkus birunya lautan lepas. Meski begitu banyak warga setempat yang senang bertamasya di sana sekedar mencicipi ikan bakar ala kadarnya, memancing, dan menikmati indahnya karang-karang putih yang nampak bagai gunung dalam lautan.
Selain itu, Geser memiliki pulau naga. Ya pulau yang persis berbentuk naga. Bila dilihat lebih dekat pulau ini jelas terlihat empat buah taring setinggi 1 meter. Ke empat taring itu tepat di mulut naga. Di pulau ini sering menjadi tempat memancing yang strategis sebab ada banyak jenis ikan disitu.
Untuk masalah tempat tinggal, di pulau ini sudah ada penginapan. Meski begitu, bisanya setiap wisatawan juga diajak tinggal di rumah warga. Tidak perlu membayar, semua disediakan gratis. Hanya saja para wisatawan sering ikut belanja bahan makanan sebagai rasa terimakasih. Setiap wisatawan sudah disediakan kamar khusus meskipun dengan jamuan seadanya. Setidaknya itulah kebiasaan unik warga Pulau Geser.
Dari segi pendidikan, di Geser terbilang kumplit sebab sudah tersedia lembaga pendidikan mulai dariplay group hingga sekolah tinggi. Meski sarana dan prasarana pendidikan belum semodern di tempat lain, namun proses pembelajaran tetap berlangsung. Tentu saja, siswa yang datang pun dari berbagai wilayah sekitar Geser, menyeberangi lautan biru demi bersekolah. Warga Geser terbilang sangat antusias , sebab rata-rata warga Geser di usia 40-50 adalah tamatan SLTP dan SLTA, sedangkan generasi 1980-an sudah banyak yang menamatkan pendidikan di sekolah tinggi. Jadi, saat teman-teman berkunjung ke Geser, teman-teman akan menikmati ragam budaya, tempat wisata, dan takkan merasa canggung dalam berkomunikasi. Sebab seperti semua orang Maluku, Masyarakat Geser sudah fasih berbahasa Indonesia dengan baik.
Untuk sampai di Geser anda bisa menumpang armada transportasi laut.
Segera ajak teman atau saudara anda untuk berkunjung ke Pulau Geser dan temukan sensasi berwisata yang mungkin belum pernah anda rasakan.